PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aplikasi teori belajar merupakan suatu bagian terpenting dari teknologi pendidikan yang yang memiliki potensi cukup besar dalam pengoptimalisasikan peningkatan pendidikan dengan memanfaatkan faktor-faktor yang tersedia yaitu sarana dan prasarana. dengan memfungsikan hubungan antara keterkaitan antar sistem berbagai sarana maupun prasarana yang tersedia menjadi suatu kesatuan dalam sistem pendidikan akan menghasilkan suatuLanjutkan membaca “Implikasi teori belajar dalam pendidikan”
Arsip Penulis:Amar Riswan
Pembelajaran konsep
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar konsep mengacu pada setiap kegiatan di mana pelajar harus belajar mengklasifikasikan dua atau lebih peristiwa yang agak berbeda atau benda ke dalam satu kategori. Pembelajaran konsep mencakup belajar untuk membuat tanggapan umum kepada sekelompok stimulus yang memiliki beberapa fitur atau sifat yang sama. Konsep mengacu pada serangkaian fitur atauLanjutkan membaca “Pembelajaran konsep”
Pembelajaran problem solving
A. Latar Belakang Mengajar pada hakekatnya bermaksud mengantar siswa mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya sehingga dalam prakteknya perilaku mengajar ditunjukkan dengan beraneka ragam meskipun maksudnya sama yang sering diistilahkan sebagai gaya mengajar. Hal ini dapat dikatakan bahwa gaya mengajar guru dapat menjadi penentu pencapaian tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikanLanjutkan membaca “Pembelajaran problem solving”
Pembelajaran verbal
A PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar verbal (verbal learning ) merupakan kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memberikan respon terhadap materi verbal seperti sebuah kata dan tanggapan – tanggapan. Berbicara merupakan aspek yang tidak terlepas dalam konteks kehidupan manusia, bahkan ketika dilahirkan kedunia manusia sudah berinteraksi melalui tangisannya, ketika melakukan kegiatan belajar manusia menggunakan bahasaLanjutkan membaca “Pembelajaran verbal”
Motivasi belajar
Kehidupan manusia dipengaruhi oleh motivasi yang erat kaitannya dengan harapan dan kemauan belajar motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang dapat mencapai tujuan belajar. Dalam belajar, motivasi itu tumbuh dalam diri seseorang dan dapat dirangsang dari luar. Motivasi belajar bukanlah sesuatu yang siap jadi, tetapi diperoleh dan dibentuk oleh lingkungan. Nana Syaodih Sukmadinata (2005: 61) menjelasakanLanjutkan membaca “Motivasi belajar”
Teori belajar kognitif
1.1. Latar Belakang Psikologi belajar sebagai disiplin ilmu yang merupakan cabang psikologi, yang kajiannya dikhususkan pada masalah belajar, maka psikologi belajar memiliki ruang lingkup di sekitar masalah belajar. Psikologi belajar memiliki ruang lingkup yang secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga pokok bahasan, yaitu masalah belajar, proses belajar, dan situasi belajar. Belajar merupakan satu kataLanjutkan membaca “Teori belajar kognitif”
Teori belajar humanistik
PEMBAHASANA. Pengertian Teori HumanistikTeori pendidikan adalah suatu pandangan pendidikan yang diidealkan yang disajikan dalam bentuk sebuah sistem konsep dan dalil. Ada juga yang mengatakan teori pendidikan adalah serangkaian konsep, definisi, asumsi 2.1 Pengertian Teori Belajar Kognitif Hakekat belajar menurut teori kognitif dijelaskan sebagai suatu aktivitas belajar yang berkaitan dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan prosesLanjutkan membaca “Teori belajar humanistik”
Teori belajar klasik dan behavioristik A. Latar Belakang Masalah Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuannya, daya reaksinya dan daya penerimaannya. Jadi belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan,proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa. Secara pragmatis, teori belajar dapat difahami sebagai prinsip umum atau kumpulan prinsip yang saling berhubungan dan merupakan penjelasan atau sejumlah fakta dan penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Dengan berkembangnya psikologi dalam pendidikan, maka bersamaan dengan itu bermunculan pula berbagai teori tentang belajar. Dalam masa perkembangan psikologi pendidikan ini, muncullah secara beruntun beberapa aliran psikologi pendidikan yaitu psikologi behavioristik, psikologi kognitif, dan psikologi humanistik. Dalam setiap periode perkembangan aliran psikologi tersebut bermunculan teori-teori tentang belajar yaitu teori belajar behavioristik, teori belajar kognitif, dan teori belajar humanistik. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Teori Belajar Psikologi Behavioristik ? 2. Bagaimana implikasi teori belajar psikologi behavioristik ? 3. Apa bagian dari teori belajar klasik ? 4. Jelaskan teori pengkondisian klasik ? C. Tujuan 1.Memahami pengertian teori belajar psikologibehavioristik. 2.Memahami implikasi teori belajar psikologi behavioristik. 3.Memahami pengertian teori belajar klasik. 4.memahami teori pengkondisian klasik BAB II PEMBAHASAN A. Teori Belajar Psikologi Behavioristik 1. Pengertian Teori Belajar Psikologi Behavioristik Teori Belajar Behavoristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Para psikologi behavioristik juga senang disebut “ Contemporary Behaviorisitik” atau disebut juga “ S-R Psychologists”. Teori behavioristik berpendapat bahwa semua perilaku dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lingkngan, bukan oleh kekuatan internal. Behavioristik berpaku pada prilaku yang dapat diamat. Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. 2. Implikasi Teori-teori Belajar dari Psikologi Behavioristik . a. Prosedur-prosedur pengembangan tingkah laku 1) Shapping Kebanayakan yang diajarkan di sekolah-sekolah adalah tingkah laku kompleks, bukan hanya simple response. Tingkah laku kompleks ini dapat diajarkan melalui proses shapping atau seccesiue apprximations, beberapa tingkah laku yang mendekati respons terminal. Proses ini dimulai dengan penetapan tujuan, kemudian dijakan analisis tugas, langkah-langkah kegiatan murid, dan reinforcement terhadap respon yang di inginkan. Fragnier mengemukakan lima langkah perbaikan tingkah laku belajar murid: 1. Datang di kelas pada waktunya 2. Berpartisipasi dalam belajar dan merespons guru 3. Menunjuk hasil-hasil tes dengan baik 4. Mengerjakan pekerjaan rumah 5. Penyempurnaan Hewet menyelenggarakan engineered clasroom untuk menolong murid-murid yang mengalami hambatan emosional dengan mengorganisasi murid-murid itu secara Graduated hie rachy. 2.) Modeling Modeling adalah suatu bentuk belajar yang tak dapat disamakan dengan Classical Condittioning. Dalam modelling, seseorang yang belajar mengikuti kelakuan irang lain sebagai model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau imitasi dari pada melalui pengajaran langsung. Bandura membagi tingkah laku imitatif menjadi tiga macam: 1. Inhibitory-disinhibitory effect merupakan kuat lemahnya tingkah laku oleh karena pengalaman tak menyenangkan atau oleh Vicorious Reinforcement. 2. Eleciting effect merupakan ditunjangnya suatu respons yang pernah terjadi dalam diri, sehingga timbul respons serupa. 3. Modelling Effect merupakan pengembangan respons-respons baru melaui observasi terhadap suatu model tingkah laku. modelling dapat dipakai untuk mengajarkan keterampilan-keterampilan akademis dan motorik. b). Prosedur-prosedur Pengendalian atau Perbaikan Tingkah Laku 1. Memperkuat Tingkah Laku Bersaing Dalam usaha mengubah tingkah laku yang tidak di inginkan diadakan penguatan tingkah laku yang diinginkan misalnya dengan kegiantan-kegiatan kerjasama, membaca dan bekerja di satu meja untuk mengatasi kelakuan-kelakuan menentang, melawan dan hilir mudik. 2. Ekstingsi Ekstingsi dilakukan dengan membuat/meniadakan peristiwa-peristiwa penguat tingkah laku. Ekstingsi dapat dipakai bersama-sama dengan metode lain seperti modeling dan Sosial Reinforcement. Guru-guru sering mengalami kesulitan mengadakan ekstinasi karena mereka harus belajar mengabaikan misbehavioris tertentu. Tentu saja ada jenis-jenis tingkah laku yang dapat diabaikan oleh guru-guru terutama tingkah laku yang menyinggung perasaan murid-murid. Ekstingsi berlangsung terutama jika reinforcement adalah perhatian. Apabila murid-murid memperhatikan kesana kemari, maka perubahan interaksi guru murid akan menghentikan tingkah laku murid tersebut. 3. Satiasi Satiasi adalah suatu prosedur menyuruh seseorang untuk melakukan perbuatan berulang-ulang sehingga ia menjadi lelah atau jera. Contohnya: Seorang ayah yang memergoki anak kecilnya merokok menyuruh anak merokok sampai habis satu sehingga anak itu bosan. 4. Perumahan Lingkungan Stimulus Beberapa tingkah laku dapat dikendalikan oleh perubahan kondisi stimulus yang mempengaruhi tingkah laku. Jika murid terganggu suara gaduh di luar kelas, ketukan jendela dapat menghentikan gangguan itu. Jika suatu tugas sulit mengecewakan murid, maka guru bisa mengganti dengan tugas yang kurang begitu sulit. Jika dikelas ada dua orang murid yang termenung saja, guru dapat menghampiri atau duduk di dekat mereka. 5. Hukuman Langkah untuk memperbaiki tingkah laku, hukuman hendaknya diterapkan dikelas dengan bijaksana. Hukuman dapat mengtasi tingkah laku yang tak di inginkan dalam eaktu singkat, waktu itu perlu disertai dengan reinforcement. Hukuman menunjukkan apa yang tak boleh dilakukan murid, sedangkan reward menunjukkan apa yang pesti dilakukan oleh murid. Bukti menunjukkan, bahwa hukuman atas kelakuan murid yang tak pantas lebih efektif daripada tidak menghukum. Ada 2(dua) bentuk hukuman berikut ini: – Pemberian stimulus derita, misalnya bentakan, cemoohan, ataupun ancaman. – Pembatalan Perlakuan Positif, misalnya mengambil kembali suatu permainan atau mencegah anak untuk bermain-main bersama teman-temannya. 1). Langkah-langkah Dasar Memodifikasi Tingkah Laku Berikut ini langkah-langkah bagi guru dalam mengadakan analisis dan modifikasi tingkah laku: 1. Rumuskan tingkah laku yang di ubah secara operasional 2. Amatilah frekuensi perilaku yang perlu di ubah 3. Cipatakan situasi belajar atau treatment sehingga terjadi tingkah laku yang di inginkan 4. Identifikasai reinforces yang potensial 5. Perkuatlah tingkah laku yang di inginkan, jika perlu gunakan prosedur-prosedur untuk memperbaiki itngkah laku yang tidak pantas 6. Rekam atau catatlah tingkah laku yang diperbuat untuk menentukan kekuatan-kekuatan atau frekuensi respons yang telah ditingkatkan. 2). Pengajaran Terprogram pengajaran terprogram menerapkan prinsip-prinsip operant conditioning bagi belajar manusia disekolah pengajaran ini berlangsung seperti halnya paket pengjaran diri sendiri yang menyajikan suatu topic yang disusun secara cermat untuk dipelajari dan dikerjakan oleh murid.Tiap-tiap pekerjaan murid langsung diberi feed back , program dapat tertuang dalam buku-buku, mesin-mesin mengajar, atau komputer ( Computer Asisten Intruction). Pengajaran terprogram berusaha memajukan belajar dengan: 1. Merinci bahan pelajaran menjadi inti-inti kecil 2. Memaksa murid mereaksi unit-unit kecil itu 3. Memberitahukan hasil belajar secara langsung 4. Memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri Ada macam-macam pengajaran terprogram antara lain berikut ini: 1. Program linier, program ini dikembangkan oleh Skinner. Penyusun program menentukan urutan-urutan kegiatan murid untuk menyelesaiakan program. Tiap bagian program berisi perincian kecil pengetahuan. 2. program Intrinsik atau branching program. Program ini dikembangkan oleh Croder. Dalam program ini respons-respons murid menentukan rute atau arah kegiatan murid itu. Rute-rute alternatif disebut branches yang merupakan prediktor-prediktor permasalahan yang akan memperbaiki respon murid. Crowed menggunakan pertanyaan pilihan ganda. 3). Program-program pengajaran Individual Tiap-tiap unit belajar mengajar dimulai dengan tujuan belajar yang akan diapai oleh murid baru kemudian aktifitas belajarnya. Aktifitas belajar terdiri atas bahan-bahan pelajaran, pertanyaan tes, dan pertanyaan diskusi. Jika murid dapat menyelesaiakan tes-tes dengan baik, ia melanjutkan belajar pada unit-unit berikutnya. Jika ia gagal, maka ia berkonsultasi dengan guru. Sistem PLAN menggunakan komputer yang mereka pakai setiap kemajuan dan performance murid. Dengan program pengajaran indivudual. Murid-murid belajar secara maju. Berkelanjutan menurut kemampuan dan minat mereka. 4). Analisis Tugas Komponen-komponen pengajaran penting menurut pandangan behavioral adalah kebutuhan akan: 1. Perumusan tugas atau tujuan belajar secara behavioral 2. Membagi Taks menjadi Subtaks 3. Menentukan hubungan dan aturan logis antara Subtaks 4. Menetapkan bahan dan prosedur mengajarkan tiap-tiap Subtaks 5. Memberi feedback pada setiap penyelesaian Subtaks atau tujuan-tujuan terminal Salah satu fungsi guru yang terpenting adalah setelah ia menentukan tujuan ia menganalisis tugas. Analisis tugas akan membantu guru dalam membimbing belajar murid. Bagi penyusun program, analisi membantu menetukan susunan bahan pelajaran dalam mesin belajar. Perencanaan kurikulum dapat mengatur urutan unit-unit belajar. 5). Suatu Pendekatan Belajar Tuntas Bloom mengemukakan penguasaan belajr murid-murid. Kebanyakan (barangkali 90%) dapat menguasai apa yang harus diajarkan oleh guru kepada mereka. Berikut ini sebuah Outline Strategi belajar tuntas menurut Bloom. 1. Pelajaran terbagi menjadi unit-unit kecil untuk satu atau dua pelajaran 2. Bagi masing-masing unit, tujuan intrksional di rumuskan dengan jelas 3. Learning teks dalam masing-masing unit diajarkan dengan pengjaran kelompok reguler. 4. Pada tiap-tiap akhir unit belajar diselenggarakan test-tesrt diagnostik (formative test untuk menetukan apakah murid-murid telah menguasai unit belajar, jika belum apa yang harus dilakukan oleh murid 5. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan belajar dapat dipakai prosedur-prosedur, bekerja kelompok dengan kelompok-kelompok kecil, dengan membaca kembali bagian-bagian tertentu, menggunakan bahan-bahan terprogram dan audiorisual aids, serta penambahan eaktu belajar. 6. Bilamana unit-unit terselesaikan, suatu tes akhir (sumative tes) diselenggarakan untuk menetukan nilai pelajaran pada si murid. Strategi Bloom berbeda dengan pelajaran kelas konvensional karena menekankan: 1. Penggunaan unit-unit belajar kecil 2. Penggunaan tes diagnostic 3. Prosedur-prosedur korektif untuk mengtasi kesulitan belajar murid. Bloom mengemukakan bahwa program-program belajar tuntas mengembangkan minat dan sikap positif terhadap mata pelajaran. 6). Pemikiran tentang Model Belajar Mengajar Model belajar mengajarkan menunjukkan bahwa perbedaan individual akan mempengaruhi keputusan-keputusan metodologi guru. Prinsip-prinsip operant conditioning dan analisis tugas terlaksana dengan berhasil pada berbagai macam di berbagai macam murid di berbagi situasi belajar. Analisis tugas berguna untuk perencanaan program pendidikan individual sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan khusus murid. Belajar tuntas menggunakan analisis tugas untuk mengembangkan kurikulum yang menjamin tingkat keberhasilan yang tinggi. Modifikasi tingkah laku digunakan oleh guru untuk pengelolaan kelas, karena memberikan prinsip-prinsip keakuan guru yang efektif. B. TEORI BELAJAR PSIKOLOGI KLASIK 1. Teori klasik Menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha dari organisme untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus yang pada akhirnya menghasilkan suatu respon Teori psikolgi klasik di bagi menjadi dua macam yaitu : • Badan (body) 1.objek sampai ke alat indra 2.yang ada dalam badan yang berfikir,merasa,berkeinginan,mengontrol,kegiatan badan,bertangung jawab • Jiwa (mind) 1.realita non materil 2.rasa sakit,aspirasi,apriasasi,tujuan dan kehendak 3.bersifat permanen 2. Teori pengkondisian klasik Teori pengkondisian klasik antara lain sebai berikut : a. Unconditioned stimulus adalah sebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan respon tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu . b. Unconditioned respon adalah respon yang tidak dipelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US , dalam eksperimen pavlo air liur anjing yang merespon makanan . c. Konditionet respon adalah respon yang dipelajari yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Teori behavioristik berpendapat bahwa semua perilaku dapat dijelaskan oleh sebab-sebab lingkngan, bukan oleh kekuatan internal. Behavioristik berpaku pada prilaku yang dapat diamati. Guru-guru yang menganut pandangan ini berpendapat, bahwa tingkah laku murid-murid merupakan reaksi-reaksi terhadap lingkungan mereka pada masa lalu dan masa sekarang dan bahwa segenap tingkah laku merupakan hasil belajar. Kami selaku penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih sangat banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat kami harapkan. Sebagai bahan evalusi untuk pembuatan makalah-makalah yang selanjutnya. B. SARAN Perkembangan dunia Pendidikan terus berlangsung sejalan dengan tuntunan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi yang semakin hari semakin maju dan kompleks. Dunia Pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan dan perkembangan sekecil apapun dalam dunia ilmu pengatahuan dan teknologi dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil .guru sebagai ujung tombak pelaksana Pendidikan terdepan dituntut untuk terus mengembangkan pengatahuan , kemampuan serta keterampilan . DAFTAR PUSTAKA [1] http://id.wikipedia.org/wifi/Teori-Belajar-Behavioristik [2] Sudarwan danim dan khailil,psikologi pendidikan. (
Karakteristik dan ragam belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran. Ada pula sebagian orang yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti yang tampak pada latihan membaca dan menulis. Namun manifestasi atau perwujudan dasarnya adalah merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. PerubahanLanjutkan membaca “Karakteristik dan ragam belajar”
Konsep dasar belajar
Asumsi-asumsi yang melandasi program-program pendidikan seringkali tidak sejalan dengan konsep dan prinsip dasar pembelajaran. Dunia pendidikan, lebih khusus lagi dunia belajar, didekati dengan paradigma yang tidak mampu menggambarkan konsep dan prinsip dasar pembelajaran secara komprehensif. Praktik-praktik pendidikan dan pembelajaran sangat diwarnai oleh landasan teoritik dan konseptual yang tidak akurat. Pendidikan dan pembelajaran selamaLanjutkan membaca “Konsep dasar belajar”