Pembelajaran verbal

A PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Belajar verbal (verbal learning ) merupakan kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memberikan respon terhadap materi verbal seperti sebuah kata dan tanggapan – tanggapan. Berbicara merupakan aspek yang tidak terlepas dalam konteks kehidupan manusia, bahkan ketika dilahirkan kedunia manusia sudah berinteraksi melalui tangisannya, ketika melakukan kegiatan belajar manusia menggunakan bahasa verbal, tujuan belajar verbal untuk memahami pemaknaan dari kata asing, memahami berbagai aspek yang abstrak seperti undang – hak dan juga untuk memahami sebuah kata asing, ini melibatkan pembelajaran verbal.
Bahasa yang jelas dapat menciptakan komunikasi yang baik dan efektif, meskipun dilakukan dalam bentuk verbal, demikian juga informasih yang ingin disampaikan akan mudah dipahami jika disampaikan dengan bahasa yang baik, dengan demikian dibutuhkan peran guru dalam mengelola kompetensi verbal yang dimiliki untuk melalukan interaksi dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran, aspek pembahasan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran, bahasa merupakan cermin yang ada pada jiwa seseorang, sebab kejernihan seseorang dapat berpikir akan tercermin dalam bahasa lisan dan bahasa tubuhnya, bahasa verbal dapat menjadi faktor yang dapat mempengaruhi seseorang sehingga disukai oleh orang lain, segala tindakan dan perilaku seseorang dapat dipantau dengan mudah melalui bahasa verbal, dalam hal ini dapat diartikan bahwah bahasa verbal merupakan pondasi dasar seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungannya, demikian juga pada konteks pembelajaran, pada pembelajaran verbal terhadap dua konsep penting yaitu mengenai persinggungan dan frekuensi, adanya persinggungan menjadi sebuah peristiwa saling melengkapi dan berdekatan baik dari segi waktu dan tempat yang sama, sedangkan frekuensi mengacu pada bagaimana proses kedua peristiwa itu terjadi secara berdekatan, pentingnya pengembangan dalam asosiasi ini merupakan sebuah prinsip yang sudah berjalan lama.
Pada prinsipnya pembelajaran verbal tersusun secara terurut, memiliki hubungan kedekatan dengan cara memberikan respon mengenai sesuatu yang telah diketahui dan hubungan dengan yang lain misalnya kata “kursi” dan “meja” kata “jendela” dan “pintu” kedua bentuk kata tersebut memiliki kedekatan asosiasinya karena sangan erat dengan konteks situasi kehidupan manusia, terdapat dua konsep yang menjadi pokok pembahasan dalam mempelajari verbal yaitu persinggungan dan frekuensi persinggungan menjadikan sebuah peristiwa saling terkait dan terhubung baik dari segi waktu dan tempat yang sama, sedangkan frekuensi merujuk tentang terjadinya kedua peristiwa dalam waktu yang sama.
Herman Ebbinghaus seorang psikolog Jerman tahun 1885, pertama kali mengumukakan tentang verbal learning atau belajar verbal, dan ketertarikannya pada kondisi dimana manusia belajar membuat asosiasi kemudian asosiasi tersebut dapat terabaikan begitu saja seiring berjalannya waktu, sebelum periode ini hal tersebut merupakan sebuah kegiatan yang kompleks dan tidak dapat diteliti serta diukur secara eksperimen, namun Herman Ebbinghaus mampu membuktikan pernyataannya bahwa memori manusia dapat diteliti secara exsperimen, dalam penelitiannya Ebbinghaus menganut ajaran filsuf ternama yakni Britis Associationis, berikut dua karakter Britis Associationis.


2. Rumusan Mamasalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan verbal
2. Apa saja proses dasar pembelajaran verbal
3. Sebutkan dua karakter Britis Associationis dalam pembelajaran verbal

3. Tujuan
Adapun tujuan utama penulisan dan pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar Psikologi
2. Untuk memberikan penjelasan tentang pembelajaran verbal






B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Verbal
Belajar verbal ( verbal learning ) merupakan kagiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memberikan tanggapan – tanggapan yang bersifat verbal seperti sebuah kata yang bersifat verbal, bahasa yang jelas dapat menciptakan komunikasi yang baik dan efektif, meskipun dilakukan dalam bentuk bahasa verbal, demikian juga informasi yang ingin disampaikan akan mudah dipahami jika disampaikan dengan bahasa yang baik, dengan demikian dibutuhkan peran guru dalam mengelola kopotensi verbal yang dimiliki untuk melakukan interaksi dengan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Manusia tidak terlepas dari berbicara, ketika lahirpun manusia telah menggunakan bahasa verbal yaitu berupa tangisan, dalam pelajaran manusia berinteraksi dengan bahasa verbal, pembelajaran verbal digunakan untuk memahami arti dari dokumen abstrak seperti undang – undang hak dan juga untuk memahami sebuah kata asing, ini melibatkan pembelajaran verbal, pesan yang diinginkan akan sampai, jika dikemas dengan baik, oleh karenanya pemilihan bahasa dalam pembelajaran adalah kunci berhasilnya pembelajaran tersebut.
Cerminan jiwa seseorang akan terlihat dari sejauhnya mana bagusnya bahasa seseorang, sebab kejernihan pikiran seseorang bisa terlihat dari tindakan bahwa lisan dan bahasa tubuhnya. Bahasa verbal menjadi daya tarik seseorang sehingga dia disukai, budi pekerti seseorang dengan mudah dipantau dengan bahasa verbal yang dilakukannya, oleh karena itu bahasa verbal merupakan bangunan dasar seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, pada pembelajaran verbal ada dua konsep penting yaitu persinggungan dan frekuensi, pada persinggungan adanya peristiwa yang saling melengkapi atau berdekatan satu sama lain pada tempat atau pada waktu, sedangkan pada frekuensi mengacu pada konsep bagaimana dua peristiwa itu terjadi secara berdekatan.
Bahasa yang jelas dapat menciptakan komunikasi yang baik dan efektif, meskipun dilakukan dalam bentuk bahasa verbal, demikian juga informasi yang ingin disampulkan akan mudah dipahami jika disampaikan dengan bahasa yang baik.
Pembelajaran verbal merupakan beberapa situasi pembelajaran dimana tugas – tugas yang membutuhkan orang yang belajar untuk merespon materi bahasa – bahasa verbal seperti kata – kata atau menanggapi dengan respon verbal, pembelajaran verbal merupakan proses yang komplek yang terdiri dari pemecahan masalah, berfikir dan rumusan konsep dan juga melibatkan aktivitas kognitif.
Berdasarkan bahasa yang digunakan dalam Penelitian mempelajari verbal, pada tingkat sederhana huruf tunggal akan digunakan, tiga huruf itu disebut trigrams, yaitu berupa konsonan-vokal-konsonan ( CVC ) komunikasi atau konsonan-konsonan-konsonan ( CCC ) kombinasi. Istilah trigram datang untuk menggantikan istilah suku kata yang kosong,
2. Proses Dasar Mempelajari Verbal
Ada empat proses dasar mempelajari verbal yaitu :
a. Pembelajaran serial
Pembelajaran serial melibatkan pembelajaran serangkaian item pada urutan tertentu, pelajaran serial ditandai dengan adanya suatu pola tertentu, para ahli menjelaskan item pertama merupakan stimulus dimana item kedua dipelajari sebagai respon, respon kedua dianggap sebagai sitimulus dimana item kedua dipelajari sebagai responnya, begitu sebaliknya, contohnya alphabet, nama-nama hari, nama sembilan planet dalam tata Surya.
b. Pembelajaran gabungan berpasangan
Pembelajaran gabungan berpasangan melibatkan pembelajaran berpasangan untuk item-itemnya, misalnya pembelajaran kosa kata bahasa Inggris dengan bahasa lain nya, dalam pembelajaran gabungan berpasangan tugas pelajaran adalah mengumpulkan pasangan-pasangan dari soal-soal, satu anggota pasangan menjadi stimulus dan anggota kedua menjadi responnya.
c. Pembelajaran panggilan bebas
Dalam panggilan bebas mata pelajaran diberikan seperangkat soal-soal verbal kepada suatu waktu membutuhkan pemanggilan soal kembali tanpa mempertimbangkan untuk memerintahkan pesanan prestasi dari unsur-unsur tentang masing-masing percobaan bervariasisikan dan dipelajari bebas untuk memanggil kembali apa pesanan yang dipilih, ini diistilahkan dengan “ free recal “ atau pelajaran itu kadang-kadang dipanggil.
d. Pembelajaran pengenalan
Langaka-langakah dalam pembelajaran pengenalan dimana pelajar ditunjukkan hal-hal dalam fase studi kemudian diuji untuk pengenalan pada waktu percobaan, pembelajaran pengenalan adalah proses dimana kita bisa membedakan peristiwa yang suda lazim dari peristiwa yang tidak lazim dilingkungan kita, contohnya pembelajaran untuk mengenali wajah orang-orang menjadi akrab, rambu-rambu lalu lintas.
3. Dua Karakter Britis Associationis Dalam Pembelajaran Verbal

 Keyakinan bahwa pengetahuan kita muncul langsung dari pengalaman, manusia tidak memilikipemikiran yang dibawah sejak lahir tapi memperoleh pengetahuan melalui pengalaman di dunia.
 Gagasan-gagasan sederhana bisa dihubungkan bersama untuk membentuk pemikiran-pemikiran yang lebih kompleks dengan asosiasi. Namun, para filusuf ini tidak mempelajari pembentukan asosiasi dan Ebbinghaus mengawali studi eksperimental tentang pembentukan asosiasi.


C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Belajar verbar ( verbal learning ) merupakan kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa untuk memberikan respon terhadap materi verbal seperti sebuah kata dan tanggapan-tanggapan yang bersifat verbal, pada prinsipnya pembelajaran verbal tersusun secara sistematik, memiliki hubungan kedekatan dengan cara mengingat sesuatu dan dihubungkan dengan yang lain, ruang lingkup belajar verbal terdiri dari materi dan prosedur yang terurai dalam konteks-konteks Pengambangan.
Pendekatan yang dilakukan dalam belajar verbal yaitu, menggunakan pendekatan kognitif yang terdiri dari kumpulan psikologi kognitif, liguistik, ilmu komputer, epistemologi dan intelegensi buata, teori kognitif berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan suatu hal yang tidak dapat diukur dan diterangkan, bahwa tingkah laku manusia merupakan sebuah proses seperti mental, motivasi, keyakinan, kesengajaan dan lain sebagainya, adanya motivasi dalam belajar verbal akan mendorong siswa untuk belajar atas dasar kemauannya sendiri bukan karena hadiah atau intensif yang diperoleh, faktor motivasi terdiri dari dua hal yaitu motivasi dari dalam diri dan motivasi dari luar individu itu sendiri, bagi siswa yang tidak memiliki diri dalam diri maka sangat dibutuhkan motivasi luar yang dapat mendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

D. DAFTAR PUSTAKA
Psikologi, P. (n.d) . PSIKOLOGI BELAJAR
Siyanta, (2013). Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran
://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/196605162000122-HERLINA/IP-TM4_KOMUNIKASI_VERBAL.pdf

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai